Senin, Juni 13, 2011

CATATAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERULANG DALAM USIA KARINA




13 juni 1993
kau lahir kembali dengan darah yang dialirkan dari jantungku.

tahun itu aku membaca sebuah puisi cinta di tepi danau di malam purnama supermoon. ada nama yang tertulis di situ seperti nama yang tertulis di jantungku. kabur namun menggeliat untuk dilahirkan bersama cinta yang kurasakan namun tidak pernah aku mengerti. itu adalah saat-saat paling gelap dalam hidupku setelah aku kehilangan cinta, tuhan bahkan mimpi untuk menjadi manusia.

13 juni 1994
ada potret tanpa gambar ketika kau duduk dipangkuanku.

sebagaimana harapan memberi kita napas bagi hidup, sebuah cara untuk mengenal kembali diri dalam gelap akan menjadi sangat berarti bagi keyakinan kita pada jawaban tentang bagaimana caranya cinta akan mempertemukan kembali orang-orang yang telah terpisahkan oleh kematian. kau masih terlalu kanak-kanak untuk terus bertahan di pangkuanku. sedangkan derita telah menumpulkan sukmaku untuk mencari di mana adanya dirimu dalam pangkuanku yang kini.

13 juni 1995
dari udara yang basah kudengar hening tawamu untukku.

selama masih ada terik matahari yang membakar bumi dan bulan masih gambaran puitis tentang senyum sang ratu malam, maka tali yang menghubungkan antara kehadiranmu kembali dengan cintaku yang kembali tumbuh akan mampu mempertemukan kita saat itu juga. tapi hidup tidak seperti yang telah aku catat di tembok kamarku pagi itu. jadi tidak ada yang kemudian menjadi istimewa dari tawa gadis kecil di dalam kepalaku itu. kita masih juga manusia yang selalu gagal menangkap isyarat-isyarat dari dalam diri sendiri. namun entah kenapa saat itu aku menangis haru dengan sebuah rasa kehadiran yang begitu menusuk.

13 juni 1996
aku terus memamah usia hanya agar kau bisa mengeja namaku.

jelas dalam rangkaian kata terputus dari ucapanku yang telah mengalirkan darah di nadi usiaku masih ada banyak waktu yang harus aku lewatkan untuk menjumpai takdirku di sisimu. dan meski aku masih boleh yakin bahwa namaku akan kau sebutkan di suatu hari nanti, tapi usiaku telah terlanjur meninggalkanmu jauh di belakangku. percayalah, sejak saat itu aku telah memberontak melawan waktu yang terus menambah usiaku, meski dengan harapan seringan asap.

13 juni 1997
sebuah taman kubangun bagimu dalam letih kegagalanku.

inilah tahun yang paling menyakitkan dalam perjalananku menuju padamu. aku mengenal banyak gadis dan sering mengira itu kau. mencoba untuk mencintai mereka dengan begitu susah payah dan kemudian merasa lebih baik jika aku tidak pernah dilahirkan sebagai manusia. maka dengan tangan yang terluka oleh kegagalanku menggenggam cinta akupun mulai membangun sebuah taman bagi gadis kecilku yang entah.

13 juni 1998
kenapa langit telah membuatmu lupa bahwa kau pernah hidup denganku?

padahal aku yakin bahwa pada saat yang sama aku sedang menatap biru langit yang sama dengan yang ada jauh di atas kepalamu. aku tidak pernah bisa mengerti kenapa kedengkian dewata itu jatuh pula menimpamu. kenapa cinta yang paling suci masih juga harus dipertaruhkan di meja kenyataan kasar bahwa kau tidak terhubungkan denganku sejak awal kau menjadi kesadaran berbungkus daging?

13 juni 1999
berdua kita telah ditipu waktu tanpa ada yang tahu di mana aku dalam hidupmu dan di mana kau dalam hidupku.

seolah aku mampu melangkah di atas jalan takdirku tanpa harus mengenalmu. seolah kau akan terus tumbuh menjadi manusia tanpa harus bersamaku. dusta telah menjadi tanda baca dalam catatan cinta yang memasuki jerat waktu. dan kesejatian cinta manusia hanya akan teruji oleh kemampuannya bertahan untuk tidak dilapukkan oleh waktu.

13 juni 2000
ingatkah ketika kau melemparkan sekuntum bunga ke dalam mimpiku?

hari itu kau terbangun oleh bau bunga yang menghambur dari genggamanmu yang kosong. aku selalu berharap agar kau tidak pernah bangun pagi tanpa senyum, tapi itu tak mungkin selama kau belum mampu mengingat kembali ke dalam mimpi siapa bunga yang tumbuh dari hatimu itu telah kau berikan. dan dengan cara seperti itulah aku akan mencintai dirimu. dengan menanam kembali bunga itu dalam mimpiku, merawatnya hingga siap untuk kau petik lagi.

13 juni 2001
aku belum terlalu tua untuk harapan yang kau pinta dariku.

di usiamu yang ke delapan itu, tanpa sadar telah kau ucapkan harapanmu pada dia yang kelak datang dalam hidupmu. sebuah harapan yang begitu kuat tertanam dalam batinmu. sebuah harapan yang menjadi tugas bagiku untuk mewujudkannya bagimu. sebuah harapan yang kau ucapkan kembali padaku lewat tatapan matamu sembilan tahun kemudian saat kau menuntun aku memasuki rumah nenekmu.

13 juni 2002
tidak akan ada yang mudah dalam takdir yang harus kau jalani bersamaku.

demi seribu kali pertemuan kita dalam seribu kali kelahiran yang telah kita ulangi. demi seribu tetes air mata keperihan yang telah kita tangiskan bersama. demi seribu tali takdir yang telah mengikat kita dalam cinta. demi seribu kata cinta yang aku ucapkan padamu. bulan yang kutunjukkan padamu tidak terbit dari ujung jariku, tapi siapakah yang akan sanggup menunjukkan padamu bulan saat semua orang menawarkan padamu matahari di malam hari . . . . kecuali aku?

13 juni 2003
kau mulai belajar menghapus garis tepi kehadiranku.

perlahan tapi pasti, ketika kau mulai menjadi lebih mengerti dusta dunia dan berharap pada apa yang bisa kau saksikan hanya dengan matamu meski belum bisa kau saksikan dengan batinmu, dan ketika kau mulai merasa memahami apa yang kau butuhkan, garis tepi kehadiranku akan terasa janggal bagimu. begitu kekanak-kanakan bagi dirimu yang beranjak menjadi lebih gadis. kau mulai kehilangan keluguanmu dan belajar menilai orang lain dengan kebenaran yang kau yakini. lalu kau akan merasa tidak pernah berjumpa denganku seperti juga kau akan melupakan masa-masa yang begitu indah ketika kau merasa tenang dalam pelukanku dan mengira bahwa itu adalah bagian dari cerita tentang para malaikat pelindung bagi anak-anak yang percaya. tapi biarlah seperti itu, karena bagaimanapun juga kehadiranku akan menjadi nyata dalam hidupmu, tidak hanya sebagai sebuah garis tepi namun sebagai catatan kenyataan dalam buku hidupmu sejak kau berjumpa denganku.

13 juni 2004
bayang pada senja yang kau saksikan waktu itu adalah jejak dari langkahmu menjauhiku.

waktu itu, aku tahu kau tak tahu . . . 
tujuh tahun kemudian, aku tahu kau masih juga tak tahu . . .

13 juni 2005
kita telah sempurna terpisah saat kau mulai mengenal dirimu hanya sebagai karina dan bukan lagi karinaku.

di suatu malam yang sunyi ketika aku sekarat di hadapanmu yang menangis tak bisa berbuat apapun juga, aku sadar betapa banyak utang yang belum aku lunasi padamu atas nama cinta. pada saat itulah aku mengulang-ulang namamu . . . “karina, karina” . . . namun kau berbisik padaku dengan kepedihan yang melekat . . . “jangan pernah mengucapkan namaku jika bukan dengan cintamu” . . . maka akupun meninggalkan dunia saat itu dengan menyebut namamu sebagai ujud cintaku . . . “karinaku, karinaku” . . . dan nama itulah yang kemudian diberikan padamu yang selalu mendengar panggilanku dalam sekarat itu. dalam beberapa tahun usiamu kau hanya mengerti nama itu sebagai ujud cintaku, sebagai karinaku. dan di saat itu kita masih bersama. namun saat kau mulai mengenal dirimu hanya sebagai karina, kau telah meninggalkan diriku dan, sayangnya, juga meninggalkan cinta yang pernah kau pinta dariku.

13 juni 2006
pagi itu kau mendengar sebuah nyanyian dan gagal menangkap bahwa itu adalah jeritku memanggilmu kembali ke dalam pelukku.

seperti di masa-masa dulu saat kita masih bersama dalam suka ataupun duka. masa-masa yang telah ribuan kali kita lewati bersama dalam kehidupan sebelum ini. masa-masa yang tidak selamanya indah namun terus menerus mempertahankan dirimu di sisiku. dalam kehidupanku yang kini barulah aku sadar bahwa hanya dengan menjadikan dirimu sebagai yang tak tergantikan baru aku akan mengenal kosong sejati kehadiranmu, tempat segala cinta yang aku miliki bisa aku letakkan. dan saat itu terjadi, baru kau akan mengerti betapa lama aku telah memikul cintaku padamu dan betapa besarnya ia.

13 juni 2007
kenapa kau merasa ada yang kosong dalam pintamu saat tergambar bagimu cinta lewat garis-garis tanganku?

seperti sebuah sebuah cawan membutuhkan anggur yang akan mengisinya, begitu juga kau kosong dalam penantianmu akan cinta yang dapat mengisi hidupmu. kau tak bersalah karena telah mencarinya dalam genggaman lelaki yang lain. namun sebagai pinta kau tidak akan menemukannya kecuali dalam garis-garis tanganku, karena di situlah kau akan menemukan luka-luka yang telah kau sayat hanya agar aku tidak melupakan dirimu. belajarlah untuk berani bertanya pada dirimu, adakah lelaki yang akan mencintaimu dengan telapak tangan penuh darah oleh luka dari pisau ketidakperdulianmu pada besarnya cinta yang dia miliki untukmu, seperti aku?

13 juni 2008
kau adalah kau yang satu, unik, tak tergantikan dan sedang menjadi bintang bagi malam sunyiku.

aku adalah aktor yang megah dalam tepukan tangan seribu penonton namun dengan hati yang lebih sunyi dari malam tanpa bintang. lalu jenak demi jenak kau tumbuh dengan sinar yang indah dalam kemilau memancar. kau mungkin saja merasa tak pernah berharap menjadi yang terpenting dalam hidupku, tapi karena akupun tak pernah berharap untuk menjadi begitu membutuhkan dirimu, maka apakah kita saling berharap atau tidak, malam tetap membutuhkan bintang seperti juga bintang hanya akan terlihat saat malam. hatiku adalah malam sunyi itu dan hatimu adalah kemilau bintang itu. aku membutuhkan kemilau sinarmu untuk menghiasi malam sunyiku, dan kau membutuhkan gelap malamku untuk menjelaskan keindahan sinarmu pada dunia.

13 juni 2009
tak ada yang salah hanya karena kita terpisah dalam jarak panjang perbedaan nasib dan usia, karena dengan itulah aku akan menaklukkan takdirmu setelah kau menaklukkan cintaku.

jalan ini memang panjang tapi bukan tak bertuju. di situ ada rasa yang tak pernah aku tahu akan menjadi apa kecuali cinta. ketidakperdulianmu tidak akan pernah menjadi apa-apa. ketidaktahuanmu tidak akan bisa berbuat apa-apa. ketidakhadiranmu tidak akan mengobati apa-apa.

13 juni 2010
kau akan temukan ada banyak orang yang menyayangimu dan ada banyak lelaki yang jatuh cinta padamu, tapi tidak akan pernah kau temukan seorangpun yang memuja dirimu seperti diriku.

senada dukamu adalah kepedihan yang telah menjadi lagu nasibku. biarkan aku menangis untuk kesedihanmu dan akan kuberikan kebahagiaanku demi senyummu. tidak ada yang berlebih dari apa yang telah kuberikan untukmu jika kau tahu apa yang akan kuberikan.

13 juni 2011
aku kini telah hadir kembali dalam hidupmu dengan tanda-tanda yang mestinya kau pahami dari kedatanganku.

kenapa aku jatuh cinta padamu di tepi sebuah danau ketika malam mempersembahkan purnama supermoon yang hanya datang delapan belas tahun sekali? kenapa alam begitu kebetulan memberikan kita rasa pernah bersama dalam sebuah puisi cinta? kenapa semua itu harus begitu indah seperti cerita cinta di dalam novel? kenapa kau tidak belajar membuka hatimu dan melihat kembali kehadiranku di setiap tahun kelahiranmu?

selamat ulang tahun yang ke delapan belas, karina . . . kau telah menjadi dewasa . . .