Rabu, Juni 08, 2011

KENANGAN DI TIKUNGAN JALAN ITU


Setelah kutikam kenangan di tikungan jalan itu
Seribu wajahmu berdarah datang dalam mimpiku
Dan sebelum pukul empat dini hari itu
Aku tak lagi mungkin mendustai hatiku

Karina atau kupu-kupu yang lucu
Sesuatu yang datang pasti akan pulang
Tapi saat aku terbungkam ketika kau tinggalkan
Yang tersisa bagiku hanyalah bayang kepak sayapmu

Gelap itu tak lagi mampu bercerita apa-apa
Kecuali rindu berwarna hijau di bawah sorot lampu jalan
Seperti hendak menjelang desah di gerbang perpisahan
Ah, aku tak akan remuk oleh kesendirian

Karina atau sejuk sepoi angin basah
Rindu hanyalah kata hati yang terbelah
Antara kehadiranmu dan siksaan rasa bersalah
Mengucap ulang sabda batin yang tak lelah
Oleh darah sebelum meruah dosa

Setelah kutikam kenangan di tikungan jalan itu
Malam menjadi damai sebelum pagi menuangkan rahmat
Dan seperti butir embun berguling di kulit daun
Kebebasan terberikan bagiku dalam dua persimpangan:
            jalan untuk mencintaimu
            jalan untuk meninggalkanmu



Karina atau tiris hujan yang dingin
Setelah malam itu, di tikungan jalan itu
Kau tak mungkin lagi menjadi sekedar kenangan